Perbedaan
Model Pembelajaran IPA TERPADU tentang
WEBBED,
CONNECTED, INTEGRATED
Model
pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang
dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari
tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) sampai dengan Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). Model pembelajaran ini pada hakikatnya
merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik
secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep
serta prinsip secara holistik dan otentik (Depdikbud, 1996:3). Pembelajaran ini
merupakan model yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan (Beane,
1995:615).
Melalui
pembelajaran IPA terpadu, peserta didik dapat memperoleh pengalaman
langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan
menerapkan konsep yang telah dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik
terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara
menyeluruh (holistik), bermakna, otentik dan aktif. Cara pengemasan pengalaman
belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman
bagi para peserta didik. Pengalaman belajar yang lebih menunjukkan kaitan
unsur-unsur konseptual akan menjadikan proses belajar lebih efektif. Kaitan
konseptual yang dipelajari dengan sisi bidang kajian Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) yang relevan akan membentuk skema kognitif, sehingga anak memperoleh
keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Perolehan keutuhan belajar IPA, serta
kebulatan pandangan tentang kehidupan, dunia nyata dan fenomena alam hanya
dapat direfleksikan melalui pembelajaran terpadu.
Pembelajaran
terpadu dalam IPA dapat dikemas dengan TEMA atau TOPIK tentang suatu
wacana yang dibahas dari berbagai sudut pandang atau disiplin keilmuan yang
mudah dipahami dan dikenal peserta didik. Dalam pembelajaran IPA
terpadu, suatu konsep atau tema dibahas dari berbagai aspek
bidang kajian dalam bidang kajian IPA. Misalnya tema lingkungan dapat
dibahas dari sudut makhluk hidup dan proses kehidupan, energi dan
perubahannya, dan materi dan sifatnya. Pembahasan tema juga dimungkinkan
hanya dari aspek makhluk hidup dan proses kehidupan dan energi dan
perubahannya, atau materi dan sifatnya dan makhluk hidup dan proses kehidupan,
atau energi dan perubahannya dan materi dan sifatnya saja. Dengan demikian melalui
pembelajaran terpadu ini beberapa konsep yang relevan untuk dijadikan
tema tidak perlu dibahas berulang kali dalam bidang kajian yang berbeda,
sehingga penggunaan waktu untuk pembahasannya lebih efisien dan pencapaian
tujuan pembelajaran juga diharapkan akan lebih efektif.
Tujuan
penyusunan Model Pembelajaran IPA Terpadu untuk ini pada dasarnya untuk
memberikan pedoman yang dapat dijadikan sebagai kerangka acuan bagi guru dan
pihak terkait. Secara rinci, penyusunan model ini di antaranya bertujuan
untuk:
- memberikan wawasan bagi guru tentang apa, mengapa, dan bagaimana pembelajaran IPA terpadu;
- memberikan bekal keterampilan kepada guru untuk dapat menyusun rencana pembelajaran (memetakan kompentensi, menyusun silabus, dan menjabarkan silabus menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran) dan penilaian;
- memberikan bekal kemampuan kepada guru agar memiliki kemampuan melaksanakan pembelajaran IPA terpadu;
- memberikan wawasan, pengetahuan, dan pemahaman bagi pihak terkait (misalnya kepala sekolah dan pengawas), sehingga mereka dapat memberikan dukungan terhadap kelancaran dan ketepatan pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu.
Manfaat pembelajaran terpadu
- Topik yang tertuang mempunyai keterkaitan konsep yang dipelajari siswa
- Siswa memanfaatkan ketrampilannya
- Siswa mampu memproses informasi
- Membantu siswa memecahkan masalah dan berpikir kritis
- Meningkatkan daya ingat siswa
- Dekat dengan situasi kehidupan nyata
Kelebihan-Kelebihan Pembelajaran Terpadu
- Pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik akan selalu relevan dengan tingkat perkembangannya
- Kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan peserta didik
- Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi peserta didik sehingga hasil belajar akan dapat bertahan lebih lama
- Menumbuhkan keterampilan berpikir kritis dan sosial peserta didik
- Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui dalam kehidupan atau lingkungan peserta didik
- Dapat meningkatkan kerjasama antar guru bidang kajian terkait, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik,peserta didik/guru dengan narasumber
- Melatih siswa untuk semakin banyak membuat hubungan inter dan antarpelajaran
- Transfer pembelajaran dapat mudah terjadi bila situasi pembelajaran dekat dengan situasi kehidupan nyata
Kekurangan
Pembelajaran Terpadu
Ditinjau dari :
(a)
Aspek Guru: Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas
tinggi, keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang
tinggi, dan berani mengemas dan mengembangkan materi. Secara akademik, guru
dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan
ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu saja. Tanpa kondisi ini, maka
pembelajaran terpadu dalam IPA akan sulit terwujud.
(b) Aspek peserta didik: Pembelajaran terpadu menuntut
kemampuan belajar peserta didik yang relatif “baik”, baik dalam kemampuan
akademik maupun kreativitasnya. Hal ini terjadi karena model pembelajaran terpadu
menekankan pada kemampuan analitik (mengurai), kemampuan asosiatif
(menghubung-hubungkan), kemampuan eksploratif dan elaboratif (menemukan dan
menggali). Bila kondisi ini tidak dimiliki, maka penerapan model pembelajaran
terpadu ini sangat sulit dilaksanakan.
(c) Aspek sarana dan sumber pembelajaran:
Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup
banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. Semua ini akan
menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan wawasan. Bila sarana ini
tidak dipenuhi, maka penerapan pembelajaran terpadu juga akan terhambat.
(d) Aspek kurikulum: Kurikulum harus luwes,
berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik (bukan pada
pencapaian target penyampaian materi). Guru perlu diberi kewenangan dalam
mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan pembelajaran peserta
didik.
(e) Aspek penilaian: Pembelajaran
terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh (komprehensif), yaitu
menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa bidang kajian
terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini, guru selain dituntut untuk
menyediakan teknik dan prosedur pelaksanaan penilaian dan pengukuran yang
komprehensif, juga dituntut untuk berkoordinasi dengan guru lain, bila materi
pelajaran berasal dari guru yang berbeda.
(f) Suasana
pembelajaran: Pembelajaran terpadu berkecenderungan mengutamakan
salah satu bidang kajian dan ‘tenggelam’nya bidang kajian lain. Dengan kata
lain, pada saat mengajarkan sebuah TEMA, maka guru berkecenderungan menekankan
atau mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai dengan pemahaman, selera,
dan latar belakang pendidikan guru itu sendiri
A.
Model pembelajaran
INTEGRATED
yaitu pembelajaran yang menggabungkan bidang studi
denggan cara menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling berhubungan
di dalam beberapa bidang studi. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
antar bidang studi. Padmono dalam bukunya Pembelajaran Terpadu
mengatakan bahwa model integrated kurikulum menyajikan satu pendekatan
penyebrangan mata pelajaran mirip dengan model “Shared”. Model integrated
memadukan mata pelajaran dengan latar prioritas kurikulum pada tiap penemuan
keterampilan-keterampilan, konsep-konsep, dan sikap-sikap yang tumpang tindih
mata pelajaran tersebut. Model ini dilakukan dengan metode demonstrasi,
eksperimen dan diskusi kelompok, sehingga lebih bermakna bagi siswa.
Keuntungan dari model ini yaitu siswa saling
mengaitkan, saling menghubungkan diantara macam-macam bagian dari mata
pelajaran. Keterpaduan secara sukses diimplementasikan, pendekatan belajar yang
lingkungan belajar yang ideal untuk hari terpadu (integrated day) secara
eksternal dan untuk keterpaduan belajar untuk fokus internal. Selain itu model
ini juga mendorong motivasi murid.
Sedangkan kelemahannya yaitu model ini sulit
dilaksanakan secara penuh; membutuhkan keterampilan tinggi, percaya diri dalam
prioritas konsep, keterampilan dan sikap yang menembus secara urut dari mata
pelajaran; dan membutuhkan model tim ahli pada bidang dan merencanakan dan
mengajar bersama.
Langkah-langkah
pembelajaran terpadu model integrated sebagai berikut:
• Guru mencari konsep atau keterampilan yang memiliki keterkaitan erat
dengan mata pelajaran lain.
• Guru menyusun RPP yang terdiri dari gabungan konsep-konsep beberapa
mata-pelajaran,
• Guru menentukan alokasi waktu karena untuk pembelajaran ini biasanya
memerlukan waktu lebih dari satu kali pertemuan.
B.
Model Pembelajaran CONNECTED
yaitu dalam setiap mata pelajaran berisi konten yang berkaitan
antara topik dengan topik dan konsep dengan konsep dalam satu mata pelajaran.
Model ini penekanannya terletak pada perlu adanya integrasi inter bidang studi
itu sendiri. Fogarti (1991) menyatakan bahwa di dalam mata pelajaran terdapat
isi mata pelajaran yang dikaitkan, misalnya topik dengan topik, konsep dengan
konsep, dan ide-ide yang berhubungan. Kaitan dapat diadakan secara spontan atau
direncanakan terlebih dahulu sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan
efektif. Dalam model connected ini secara sengaja menghubungkan kurikulum di
dalam mata pelajaran melebihi dari apa yang diasumsi siswa-siswa yang akan
memahami hubungan secara otomatis. Pembelajaran IPA terpadu model
connected merupakan pembelajaran yang
dirancang atas dasar prinsip keilmuan yang holistik, otentik dan bermakna,
sehingga memungkinkan peserta didik baik secara individu maupun secara kelompok
untuk memahami konsep-konsep IPA secara komprehensif
Keuntungan yang diperoleh dalam model connected ini
adalah adanya hubungan antar ide-ide dalam satu mata pelajaran, anak akan
memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan
siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan
mengasimilasi gagasan secara bertahap.
Kekurangan dalam model ini, model ini belum memberikan
gambaran yang menyeluruh karena belum menggabungkan bidang-bidang
pengembangan/mata pelajaran lain.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam model pembelajaran
keterhubungan sebagai berikut :
• Guru menentukan salah satu topik
dalam satu mata pelajaran tertentu
• Guru mengaitkan salah satu konsep
pembelajaran dengan konsep yang dalam satu mata pelajaran
• Menyusun langkah-langkah
pembelajaran yang berisi aktivitas siswa yang dilakukan dalam
pembelajaran
• Guru dan siswa bersama-sama
memberikan kesimpulan, penegasan dari pembelajaran yang telah dilakukan.
• Guru bisa melakukan evaluasi baik
proses maupun hasil yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
C.
Model Pembelajaran WEBBED
yaitu model pembelajaran pengajaran tematis,
menggunakan suatu tema sebagai dasar pembelajaran dalam berbagai disiplin mata
pelajaran.
Kelebihannya yaitu dapat memotivasi murid-murid,
membantu murid-murid melihat keterberuntungan antar gagasan. Sedangkan
kelemahannya yaitu pemilihan materinya harus benar-benar berarti dan content.
Langkah-langkah
pembelajaran terpadu model integrated sebagai berikut:
• Guru mencari konsep atau keterampilan yang memiliki keterkaitan erat
dengan mata pelajaran lain.
• Guru menyusun RPP yang terdiri dari gabungan konsep-konsep beberapa
mata-pelajaran,
• Guru menentukan alokasi waktu karena untuk pembelajaran ini biasanya
memerlukan waktu lebih dari satu kali pertemuan
Posting Komentar